Dilatarbelakangi dengan kunjungan Bapak H. Naga Lubis ke Pondok Modern Darussalam Gontor untuk mengantar putranya menjadi santri disana, akhirnya menjadi motivasi yang kuat bagi beliau untuk mengantar putranya menjadi santri disana, akhirnya menjadi motivasi yang kuat bagi beliau untuk mendirikan sebuah pesantren di Sumatera Utara.
Motivasi ini akhirnya berubah menjadi kenyataan. Pada tanggal 17 Agustus 1985 merupakan hari yang tak terlupakan, Pesantren Darularafah Raya resmi berdiri. Pada tahun pelajaran 1986-1987, dibuka pendaftaran santri untuk pertama kalinya. Awalnya Pesantren Darularafah Raya hanya menerima santri putra saja. Melihat perkembangan yang ada di masyarakat, maka pada tahun pelajaran 1996-1997 Pesantren Darularafah Raya menerima Dyah putri, dengan tujuan untuk mendidik muslimah sejati yang akan terjun di masyarakat.
Pesantren Darularafah Raya sebagai lembaga pendidikan Islam selalu berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Untuk itu, Pesantren Darularafah Raya mengemban sebuah misi besar yaitu mampu berwawasan ilmu pengetahuan dan memiliki keterampilan. Dan diharapkan kader-kader Islam ini akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan.
Pesantren Darularafah Raya menerapkan kurikulum pesantren modern, dimana porsi pelajaran agama dan pelajaran umum sama banyaknya. Bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan bahasa pengantar bagi santri/dyah.
Keberadaan Pesantren Darularafah Raya semakin dikenal oleh masyarakat, khususnya di Sumatera Utara. Terbukti bahwa sampai dengan Tahun Pelajaran 2012-2013, jumlah santri dan dyah lebih dari 2100 orang yang berasal dari bebrapa daerah di Sumatera dari NAD sampai Jawa Timur. Pada usia yang ke-27 ini Pesantren Darularafah Raya telah memiliki lebih dari 2800 orang alumni. Sebagian besar dari mereka melanjutkan studi ke universitas-universitas di dalam maupun luar negeri.
Pada akhirnya para alumni tersebut tidak hanya terjun di bidang agama saja. Ada yang terjun di militer, politik, ekonomi dan pendidikan. Tanpa menanggalkan status santri yang telah terbentuk selama di pesantren.
Baca selengkapnya »
0 komentar:
Posting Komentar